Senin, 30 September 2013

Bukan seandainya kamu tau


Pernah gak sih kamu sebelum tidur mandangin langit langit kamar? tapi kali ini bukan sambil sanyum2 sendiri, tapi sambil menatap nanar dan menerawang.  Ngebayangin semua kejadian demi kejadian yang udah kamu lewatin bareng aku. Iya aku yg nganggep kamu sangat berharga. Tapi ternyata aku ga seberharga itu buat kamu. Rasanya aku pengen teriak di depan kamu, biar kamu sadar, biar kamu mikir, tapi gak bisa. Yang bisa aku lakuin cuma nunggu, nunggu kamu peka, nunggu kamu sadar. Lalu timbul pertanyaan besar yang terus berputar dibenak aku sekarang. Kamu ga peka atau ga peduli? Kamu ga punya otak atau gak punya hati. Aku ga pernah berharap kamu salah satu dari itu, tapi kenyataannya kamu bisa aja keduanya. Gak peka dan gak peduli.

Ga kerasa air mata menetes, aku masih nerawang ke langit-langit kamar, mungkin sambil berharap keajaiban datang, gak apa keajaiban itu gak menghampiri aku tapi minimal menghampiri kamu biar kamu sadar seberapa besar cinta aku ke kamu. Tapi biar aku tersakiti sampe segininya, dan kamu ga peduli sampe segitunya, aku bisa apa? Aku tetep gabisa kemana mana kan? Cinta itu gak bisa kemana-mana lagi kan?  Keinginan move on selalu ada tapi kamu terlalu berharga. Seandainya kamu tau sedang dicintai segitu besarnya, tapi.. ah entahlah sebaiknya ga perlu berandai-andai. Jadi bukan seandainya kamu tau, tapi harusnya kamu tau!

OKA-Landak gaul 'bukan seandainya dia tau' tapi versi gue hehe :')

Jumat, 27 September 2013

Tentang hatiku



Aku membuka mataku dan berharap ada secuil kata romatis atau ucapan selamat pagi darimu memalui pesan singikat di handphoneku, tapi harapanku benar-benar mustahil. Tak ada lagi kamu selalu mengisi warna dalam hari-hariku. Tak ada lagi kamu yang selalu ada dalam suka dan duka ku. Apakah yang aku harapkan dari seseorang yg cuek dan egois? Yg hanya mementingkan egonya sendiri tanpa memikirkan perasaanku. Selalu ada aku untuk kamu, tapi tidak untuk sebaliknya. Tak pernah ada kamu untukku, bahkan bisa dibilang jarang. Apa kamu tak pernah berfikir bagaimana rasanya jadi aku? Yg setiap hari nya cemas memikirkan mu, menunggu pesan singkat atau panggilan telfon darimu. Apakah perlu aku mengemis ngemis perhatian dari mu? Apakah aku menangis dihadapanmu dan merengek meminta kamu untuk berubah menjadi seseorang yang seperti saat pertama kita kenal? Apa kamu masih mempunyai sedikit hati untuk melihat ke arahku? Mengontrol perasaanku yg sering dibuat hancur karenamu. Dimana letak hati dan perasaanmu? Bahkan untuk bertemu denganku pun kamu sangat ragu. Sering kali berbagai alasan kau lontarkan untuk menolak bertemu denganku. Apakah itu yang dikatakan seorang pacar? Aku sering kali sabar menghadapi alasan dan keegoisanmu. Kadang aku memilih untuk cepat mengiyakan apapun yg kamu katakan, semata mata karna aku ingin semuanya baik-baik saja, walaupun sebenarnya jauh di dalam hatiku sendiri ada luka yang perlahan semakin membesar. Lalu bagaimana dengan orang lain? Apakah kamu akan terus begini jika suatu saat nanti kamu sudah tidak bersamaku lagi? Aku sangat yakin, tidak ada wanita yang bisa mencintaimu dengan sangat sabar selain aku. Tapi aku berharap tidak ada lagi orang yang kamu sakiti dan kecewakan, cukup aku saja :)

Apa ini yang namanya cinta?



Kamu selalu bicara tentang cinta sejati, berjanji sehidup semati. Tapi entah mengapa kamu selalu datang dan pergi bahkan sering kali lupa kembali. Kapan kamu sadar bahwa hanya aku satu-satunya yang bisa mecintaimu secara utuh. Apa ini yang namanya cinta? Jika kau hanya timbulkan luka.